"Aku masih ingat hari pertama aku masuk pondok Pesantren Qur'an Anamfal. Aku merasa sangat gugup dan tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku harus berpisah dengan keluarga, teman, dan tidak tahu apakah aku akan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Namun, setelah beberapa hari, aku mulai merasa lebih nyaman.
Aku bertemu dengan teman-teman baru yang sangat baik, ramah, dan kami menjadi sangat dekat. Kami belajar bersama, bermain bersama, dan saling membantu dalam kesulitan. Aku juga sangat menyukai kegiatan belajar di pondok pesantren. Aku dapat mempelajari ilmu agama secara mendalam dan intensif. Aku merasa sangat puas ketika dapat memahami konsep-konsep yang sulit.
Tapi, ada juga saat-saat yang sulit. Aku harus bangun pagi-pagi untuk sholat subuh, dan kemudian belajar sampai malam. Aku juga harus mengikuti aturan yang ketat. Seperti tidak boleh keluar pondok tanpa izin, dan harus menjaga adab-akhlak yang baik.
Kadang-kadang aku merasa ingin pulang ke rumah. Tapi, aku tahu bahwa telah tumbuh kembang menjadi orang yang lebih baik lagi di sini. Aku telah memperoleh lebih banyak ilmu yang lebih baik lagi. Aku telah memperoleh banyak ilmu, pengalaman, dan aku telah menjalin persahabatan yang erat dengan teman-teman aku.
Sabar dan kuat aku belajar. Bahwa sabar dan kuat adalah kunci untuk mencapai tujuan. Persahabatan. Aku menjalin persahabatan yang erat dengan teman-teman aku,dan aku merasa bahwa persahabatan itu sangat berharga. Aku memperoleh banyak ilmu agama, dan merasa bahwa ilmu itu sangat bermanfaat bagi aku, dan aku telah mengikuti semua kegiatan dan ekstra kurikuler. Aku juga ingin membahagiakan kedua orang tua, dan keluarga. Aku ingin menggapai cita-cita. Aku di sini terlatih mental juga. Terimakasih Anamfal."
Adinda Nurinsan Kamila Santana, Santri Anamfal Tingkat SMA, asal Bekasi
___________
"Alhamdulillah Bilqis bersyukur sekali bisa mondok di Pesantren Qur'an Anamfal, Cirebon ini. Bilqis bisa merasakan sedikit demi sedikit perubahan yang dulu, dan sekarang semenjak di Anamfal. Senang jugaa ketemu sama Umi Abi yang sangat peduli, dan sayang ke santri-santrinya. Bahkan diperhatikan satu per satu. Di pondok ini serasa kayak keluarga semua isinya. Saling peduli.
Tapi yang bikin agak pusing itu pas setiap ujian pondok, sama sekolah nya. Mungkin karena tahun sebelumnya juga belum pernah ngerasain ujian pondok yang kayak gini. Jadi belum terbiasa. Sebelumnya, Bilqis selalu ngerasa gak betah-betah di sini. Tapi lama-kelamaan. Bilqis di sini mulai terbiasa, karna situasi yang berbeda. Mungkin juga karena semakin bertambahnya santri-santri di sini.
Bilqis bisa mengetahui ini dan itu dari pondok Anamfal. Kalau Bilqis gak mondok, mungkin gak tahu sekarang Bilqis kayak gimana. Bilqis bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan, agar lebih baik lagi. Insya Allah. Bilqis juga sangat berterimakasih kepada Umi Abi, Guru, dan Mdabbir yang telah membimbing Bilqis sampai titik ini. Semoga ke depannya pondok dan santri Anamfal ini bisa lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Terima kasih Umi, Abi, Guru, Mudabbir yang telah membimbing mengajarkan Bilqis sampai sekarang. Maaf Bilqis belum bisa mengasih sikap atau prilaku yang terbaik untuk Umi Abi. Banyak sekali hal-hal yang Umi Abi ceritakan sehingga membuat Bilqis sadar. Umi Abi terlalu peduli sama kita semua. Umi Abi yang paling utama disini. Umi Abi hebat. Bahkan Bilqis berpikir, orang yg paling hebat setelah orang tua itu, Umi dan Abi. Ga ada lagi yang lain. Semoga Bilqis di sini bisa tuntas 3 atau 6 tahun bersama Anamfal.
Yang Bilqis tahu. Gak ada Nyai dan Kyai nya yang sepeduli ini sama santri. Sampai diperhatikan satu persatu. Iintinya gak ada kata-kata lagi buat Umi Abi. Karna Bilqis seberuntung, ini bisa ketemunya sama Umi Abi. Umi Abi itu asik gak terlalu serius banget. Kecuali kita nya yang melakukan kesalahan.
Orang-orang di sini, pada bisa diajak bercanda. Kayak seru banget pokoknya. Bangga bisa ketemu santri-santri yang di sini: Zidna, Naura, Adinda, Safa, dan Alisha banyak banget ngebantu Bilqis pas lagi ngerasa susah-susahnya. Makasih juga buat bang Ilham dan ustadzah Syifa, karna sudah sabar banget ngebimbing santri-santri di sini.
Bilqis harap juga, semua bisa pada betah di sini. I love Umi and Abi. Thank you for you all.🫶🏻🤍"
Bilqis Z, Santri Anamfal Tingkat SMP, asal Cirebon
___________
"Saya sangat bahagia bisa mondok di Pesantren Qur'an Anamfal, Cirebon. Di sini beda dari pondok lain. Lebih enak. Saya juga sangat bersyukur bisa ketemu dengan orang yang baik-baik di sini, yang sudah mengajar saya, yang buat saya bahagia. Dan yang saya sukai di sini, berbeda dengan pondok lain. Di sini seperti keluarga, saling menghargai, dan ini pondok yang sangat bagus.
Saya juga sangat beruntung bisa bertemu kalian yang sangat baik, dan saya juga sangat bersyukur bisa mondok. Bisa mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam dan meningkatkan keimanan. Bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan, dan mengembangkan bakat.
Teman-teman ku, kalau bercanda jangan berlebihan ya. Namun pengalaman di pondok juga sangat beruntung, pengalaman di pondok juga dapat menjadi kenangan yang berharga dan bermanfaat bagi kehidupan di masa depan.
Aku sangat merasa kesepian, rindu dengan keluarga, tapi aku tetep bersemangat karena aku ingin menjadi yang lebih baik. Ketika pertama saya menghafal Al-Quran sangat susah. Lalu aku bersungguh-sungguh untuk bisa menghafal Quran, dan alhamdulillah bisa menghafal sampe titik ini. Aku juga sangat beruntung bisa hafal 1 juz, dan di sini juga saling support, dan bersabar dalam berjuang. Untuk dapat mencapai tujuan yang lebih baik. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
Naura Syifa A, Santri Anamfal tingkat SMP asal Cirebon
___________
"Hidup di pesantren adalah pengalaman yang tidak semua orang bisa rasakan. Banyak orang berfikir bahwa tinggal di pesantren itu membosankan, penuh aturan, dan jauh dari kenyamanan. Namun di balik itu semua, kehidupan pesantren menyimpan banyak pelajaran berharga,.dan saya akan menceritakan suka-duka di Pesantren Qur'an Anamfal, Cirebon.
Salah satu hal yang paling saya sukai di Pesantren Qur'an Anamfal adalah suasana kebersamaan dan persaudaraan yang kuat. Kami belajar, makan, tidur, dan beribadah bersama. Setiap hari saya merasa seperti memiliki saudara yang selalu ada. Disaat suka dan duka. Saat sedang kesulitan belajar, yang lain akan dengan suka rela mengajari.
Selain itu Pesantren Qur'an Anamfal memberikan banyak pelajaran tentang kedisiplinan. Jadwal hariaan kami sangat padat. Mulai dari bangun sebelum subuh, salat berjamaah, mengaji, sekolah formal, hingga kegiatan malam. Seperti mengaji kitab, percakapan bahasa Arab-Inggris, ditambah Prancis, dan muhadharah (latihan pidato). Awalnya terasa berat, tetapi lama kelamaan saya menyadari bahwa semua itu melatih saya untuk menjadi pribadi yang lebih teratur dan bertanggung jawab. Pesantren Qur'an Anamfal adalah tempat yang tenang dan sederhana."
Arif Faturrahman, Santri Anamfal tingkat SMP asal Cirebon
___________
"Senang di Anamfal banyak bercanda bersama Azmi, Arif, dan juga Raihan. Bermain bersama, belajar bareng, tidur bareng, dan susah bareng. Aku pun senang bisa ngobrol bersama benda pendapat atau pikiran. Juga bisa mengenal teman-teman yang beda daerah, beda sikap, dan juga beda cara menanganinya.
Dan juga saya sangat senang di sini. Bisa belajar dengan guru-guru baru, dan memberikan ilmu baru, dan juga dari kebanyakan kesenangan tersebut. Mesti ada punya masalah nya masing-masing, dimarahin bareng, dihukum bareng, dan mungkin dari sini banyak canda tawa, sedih, kecewa, susah senang, mungkin dari situ banyaknya belajar.
Memang tidak mudah mencari ilmu, memang tidak mudah. Karena memang pahit menjalankan hidup, tidak ada yang manis. Ketika sedang menuntut ilmu, pepatah ada yang mengatakan 'lebih baik pahit di awal, manis di akhir'. Dari pada manis di awal, bisa menyebabkan kesengsaraan di masa depan. Karena umur pun belum tentu panjang. Hanya Allah yang maha mengetahui. Bukan hanya itu juga, mungkin dari sini kita bisa mendapatkan ilmu baru, pemahaman baru, dan juga cara menyikapi nya juga beda.
Terima kasih buat mudabbir yang membimbing saya, juga guru-guru, Kyai dan juga Bu Nyai. Terima kasih banyak atas ilmu yang sudah mengajarkan saya menjadi orang yang sukses, dan menjadi lebih baik untuk ke depannya. Juga mungkin bisa tukar pikiran kebersamaan teman-teman."
Cep Abdillah Dhowi, Santri Anamfal Tingkat SMA, asal Cirebon
___________
"Saya ingin mondok bukan paksaan dari siapapun. Tapi saya mondok ingin jadi anak prempuan satu-satunya yang bisa jadi Hafidzoh Al-Quran 30 juz. Dan ingin perbaiki diri saya jadi yang lebih baik dari sebelumnya. Alasan saya mondok di Anamfal ingin jadi Penghafal Al-Quran. Dan Pesantren Qur'an Anamfal, satu-satunya pesantren yang diterima oleh orang tua saya. Karna ada program takhassus untuk menghafal Qurannya. Sebelum saya survei ke Anamfal, saya sudah banyak survei ke pesantrenpesantren lain. Tetapi pesantren yang diterima oleh orangtua adalah Anamfal.
Saya sangat senang sekali, pertama masuk ke Anamfal. Bisa bertemu banyak teman-teman baru. Walaupun saya belum punya pengalaman mondok sebelumnya. Awalnya sih saya kaget. Tapi kelamaan udah terbiasa. Makan bareng, tidur bareng, ngafal bareng, simaan bareng, main-main bareng, senang dan sedih bareng. Intinya semua bareng-bareng.
Dan pertama kali saya menghafal Al-Quran. Saya sangat susah sekali, dan hampir ingin putus asa. Tapi saya tetap berusaha untuk bisa sampai target menjadi penghafal quran. Walaupun menghafal sambil nangis. Tapi saya gak mau menyerah, yang penting saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Dan saya serahkan semua hasil kepada Allah SWT.
Alhamdulillah saya bisa berhasil Tasmi' Juz 30. Saya sangat bersyukur dengan hasil usaha kesungguhan. Dan alhamdulillah keluarga saya selalu mensupport, walaupun hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Atleast, saya sudah berusaha dan sudah punya niatan jadi penghafal Quran. Bisa gak bisa tetap saya usahakan, semaksimal mungkin. Dan alhamdulillah saya sudah naik juz 1, saya sangat senang sekali. Suda ada perkembangan dalam menghafal dan insyaallah saya usahakan bulan ini sebelum perpulangan sudah tasmi' juz 2. Teman-teman di sini juga saling support dan care. Intinya kita serfkuensi. Dan kita di sini belajar dari kesalahan."
Zidna Rohmah, Santri Anamfal Tingkat SMP, asal Cirebon
___________
"11 Bulan lalu, aku menginjakkan kaki di Pondok Pesantren Quran Anamfal, Cirebon. Tempat di mana aku mulai perjalanan panjang menghafal Al-Qur’an. Awalnya tidak mudah. Aku harus bangun sebelum subuh, jauh dari orang tua, dan menyesuaikan diri dengan aturan yang ketat. Tidak ada handphone, tidak ada hiburan—hanya fokus pada hafalan, kajian, dan ibadah.
Rasa rindu pada keluarga sering kali datang tiba-tiba, terutama saat malam. Tapi perlahan, aku mulai menemukan arti kebersamaan di sini. Teman-teman sekamar menjadi sahabat sejati. Kami saling menguatkan saat lelah, saling menyemangati saat hafalan terasa berat. Ada tawa saat makan bersama, ada air mata saat satu di antara kami lupa hafalan.
Suatu hari, aku gagal menyetor satu halaman penuh karena lupa di tengah-tengah. Ustadzah Afwah menyuruhku mengulang dari awal. Aku sangat kecewa pada diriku sendiri. Namun, Ncep—teman dekatku—datang membantuku mengulang hafalan sampai larut malam. 'Kita di sini bukan untuk jadi sempurna, tapi untuk terus berjuang,' katanya.
Kebahagiaan pun datang. Saat aku berhasil menyelesaikan tiga juz, aku diizinkan menelepon ibu. Suaranya yang hangat membuat semua lelah terbayar. Aku menangis, bukan karena sedih, tapi karena bangga bisa membahagiakan beliau.
Kini aku tahu, suka duka di Pondok Pesantren Anamfal adalah bagian dari proses yang membentuk diriku. Ini bukan hanya tentang menghafal, tapi juga tentang belajar sabar, ikhlas, dan kuat dalam perjuangan."
Azmi Fadli, Santri Anamfal Tingkat SMA, asal Ciamis
___________
"Saya sangat bersyukur bisa mondok di Pondok Pesantren Quran Anamfal, Cirebon. Banyak hal yang saya sukai tentang pondok, terutama suasana kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat erat di antara para santri dan guru. Saya suka karena pondok Pesantren Quran Anamfal sangat seru di bagian pembelajarannya. Para guru sangat peduli dan sabar dalam mengajar, membuat saya merasa termotivasi untuk belajar lebih giat. Kegiatan belajar di pondok sangat bermanfaat karena ada bahasa, khitobah, Al-Quran, dan kitab. Ada pelajaran umum lainnya juga. semuanya disajikan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
Saya sangat menikmati waktu-waktu bersama teman-teman santri di Anamfal. Juga sangat asik saat ngobrol dan bercanda. Di Anamfal juga guru-gurunya selalu menolong saat muridnya kesusahan. Teman-teman di pondok juga saling tolong-menolong bersama. Di Anamfal adalah keluarga suka dan duka. Selalu bersama. Di Anamfal juga selalu bercerita tentang kehidupan yang mengajarkan supaya kita menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat, dan bisa diandalkan oleh orang-orang sekitar.
Saya merasa sangat beruntung bisa belajar di Anamfal. Karena sangat seru saat mondok di Anamfal. Mondok di Anamfal juga membantu saya untuk menjadi diri yang lebih baik daripada sebelum-sebelum nya. Dan saya bersyukur mondok di Anamfal, karena saya bisa tahu tentang Al-Qur'an. Dan bisa melangkah lebih maju untuk menjadi manusia yang berguna di masyarakat sekitar. Di Anamfal juga saya bahagia saat ada acara maulid, atau sholawatan.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan saya bersyukur bisa mondok di Pesantren Quran Anamfal yang saya cintai. Saya juga merasa bahagia saat bisa mengobrol dengan teman-teman yang sekarang mondok di Anamfal. Menjalani kehidupan di pesantren tidak selalu mudah. Ada beberapa hal yang membuat saya merasa sedih dan kesulitan saat menghafal Al-Qur'an. Menghafal Al-Qur'an sangat berat bagi saya. Untuk mengisi waktu luang, saya suka membuat video dakwah Al-Quran membantu pengurus, menggambar, atau melakukan kegiatan lain untuk menghilangkan kebosanan.
Kegiatan belajar dan rutinitas di Anamfal juga kadang bisa sangat padat dan melelahkan. Saya kadang merasa malas terhadap kegiatan di Anamfal, dan saya ingin berubah menjadi orang yang tidak malas. Saya juga berharap ada lebih banyak santri baru sehingga Anamfal menjadi lebih seru dan menyenangkan.
Saya merasa sedih ketika teman kesulitan, tapi saya tidak bisa membantu karena kurang percaya diri. Saya selalu mencoba untuk berubah menjadi lebih baik di Anamfal. Saya merasa kurang percaya diri dan termotivasi untuk belajar lebih giat. Namun, saya tidak menyerah, dan terus berusaha untuk semakin rajin belajar demi membahagiakan orang tua dan guru-guru yang telah mengajarkan.
Saya juga merasa sedih ketika guru saya mengajar tetapi tidak diperhatikan oleh teman-teman. Ini membuat saya ingin berubah dan tidak ingin mengecewakan guru. Ketika guru memberi tahu sesuatu, saya selalu mencoba melakukan apa yang guru katakan. Meskipun itu berat bagi saya. Saya berusaha untuk melakukan apa yang guru katakan, walaupun saya masih sering membuat guru marah. Saya akan berjuang, supaya guru-guru di Anamfal senang dengan pencapaian saya.
Meskipun ada beberapa kesulitan dan kesedihan, saya tetap bersyukur atas kesempatan belajar dan berkembang di Pesantren Quran anamfal. Saya yakin bahwa pengalaman ini akan membantu saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih baik. Terimakasih Anamfal🙏
Mohamad Raihan, Santri Anamfal tingkat SMP asal Cirebon
___________