 |
Kotak Curhat : Bagaimana Cara Muslim Merespon dan Bertindak Ketika Ada Berita Bohong & Fitnah? |
24. Bagaimana Cara Muslim Merespon dan Bertindak Ketika Ada Berita Bohong & Fitnah?
Kyai izin bertanya beberapa hal mengenai fitnah dan berita bohong.
1. Saya ada keluarga hampir cerai. Suaminya mendapat kabar istrinya selingkuh. Ternyata itu fitnah, mantan pacarnya dulu yang tidak ingin keluarganya harmonis. Menuduh berbagai selingkuhan, apalagi tidak ada bukti dan saksi. Hampir saja keluarganya berantakan. Apa yang harus dilakukan?
2. Sebetulnya sebagai Muslim bagaimana merespon dan bertindak, jika mendapatkan berita bohong atau fitnah? Karena saya melihat banyak ghibah, fitnah, berita bohong masyarakat umunya langsung menelan mentah-mentah. Bahkan ikut menyebarkan.
3. Apakah berita bohong dan fitnah bisa bisa dipenjarakan pelakunya menurut hukum Indonesia. Mengingat banyak hati yang tersakiti, terlukai, bahkan akibatnya bisnis jadi bangkrut, nama baik tercemar, dan dampak negatif lainnya.
Sehat selalu kyai. Semoga jawaban kyai bisa membantu harmonis keluarga kami yang terkena fitnah.
Ibu Raisa Rahma, 38th, Padang, Pedagang
----------
Jawaban Kyai Faisal Hilmi, M.A
Assalamu’alaikum Ibu Raisa Rahma, semoga sehat selalu yang berada di Padang.
Allahumma amiin makasih ya ibu do'anya. Pertama kita akan bahas definisi atau pengertiannya ya ibu.
1. Pengertian Berita Bohong dan Fitnah
1) Berita Bohong (Hoax)
Hoax adalah informasi, kabar, atau berita yang palsu atau bohong (menurut KBBI), dibuat-buat, atau direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya, atau memutarbalikkan fakta. Sifat informasi yang tidak berlandaskan fakta, seringkali berjudul provokatif/sensasional, dan sumbernya tidak jelas atau tidak terverifikasi. Target umumnya publik yang luas atau sekelompok masyarakat, dengan tujuan menimbulkan kepanikan, kekhawatiran, permusuhan, atau mencari keuntungan (politik/ekonomi/persaingan). Ruang lingkupnya meliputi berbagai topik, mulai dari kesehatan, politik, bencana alam, hingga isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Dalam Islam sepadan dengan كذب (kadzab) yang memiliki makna dusta.
Berita bohong sangat meresahkan umat manusia, karena hanya akan melahirkan permasalahan-permasalahan yang lainnya secara beruntun. Karena sesuatu yang didasari dari satu kebohongan, maka seluruh penjabarannya akan bohong juga. Lebih parahnya lagi, berita bohong hanya akan menjadikan fitnah dan aniaya bagi yang lainnya.
2) Fitnah
Fitnah adalah tuduhan yang tidak benar (bohong) yang dikenakan kepada seseorang dengan maksud untuk merusak nama baik atau kehormatan orang tersebut. Sifatnya tuduhan palsu yang ditujukan kepada individu atau kelompok tertentu mengenai perbuatan yang dituduhkan, padahal orang tersebut tidak melakukannya. Secara umum orang memaknai fitnah sebagai tindakan menjelek-jelekkan orang lain dengan menyebarkan informasi negatif tentang sesuatu yang tidak dilakukan oleh orang tersebut.Targetnya individu spesifik atau kelompok tertentu. Tujuan intinya menyerang kehormatan, merusak reputasi, atau membuat orang lain membenci, menjauhi dan meninggalkan individu/kelompok/lembaga yang difitnah.
Singkatnya, berita bohong lebih umum merujuk pada penyebaran berita palsu ke publik yang luas, sedangkan fitnah adalah tuduhan bohong yang secara spesifik menyerang kehormatan, citra, persepsi, atau nama baik seseorang, atau kelompok.
2. Dampak Buruk Berita Bohong dan Fitnah Serta Penyebarannya
1) Merusak Kehormatan dan Nama Baik
Ini adalah kerugian paling mendasar. Reputasi yang dibangun bertahun-tahun dapat hancur dalam sekejap. Apalagi jika menuduh orang-orang shaleh dan shalehah, orang-orang baik. Balasan akan sangat besar, bagi mereka yang gampang menyebar tanpa tabayyun mengkroscek berita yang didapatkan dan menajdi fitnah.
2) Menyebabkan Trauma Emosional (Psikis)
Pihak yang difitnah akan merasa tertekan, sedih, marah, bahkan bisa mengalami kecemasan (ansietas) dan depresi.
3) Kehancuran
Dalam segi fitnah rumah tangga, menjadikan hancurnya rumah tangga dan Hubungan. Fitnah pada lembaga atau kelompok, akan mengakibatkan dampak buruk hancurnya lembaga atau kelompok. Fitnah, khususnya tuduhan perselingkuhan, adalah perusak terkuat ikatan suami-istri. Tujuannya seperti kasus yang terjadi pada keluarga Ibu, adalah memecah belah dan seringkali berhasil memicu perceraian. Fitnah itu menghancurkan, maka Islam melarang keras, dosa besar, dan siap balasan di dunia dan akhirat. Pelaku dan penyebarnya.
4) Kerugian Finansial
Seperti yang Ibu sebutkan, fitnah bisa membuat bisnis bangkrut karena hilangnya kepercayaan pelanggan atau rekan kerja. Bisnis atau lembaga menjadi ditinggalkan. Keuangan jadi merugi.
5) Hilangnya Kepercayaan
Masyarakat akan menjadi skeptis terhadap semua informasi, termasuk informasi penting dari pemerintah atau lembaga resmi (seperti berita kesehatan atau bencana). Ini menciptakan kebingungan dan kekacauan. Hilangnya kepercayaan pada pasangan, bisnis, atau lembaga.
6) Memicu Perpecahan dan Konflik Mengadu Domba
Berita bohong yang menyangkut isu SARA khususnya (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) atau politik dapat dengan mudah memprovokasi kebencian, permusuhan, dan bahkan kekerasan di tengah masyarakat. Dalam konteks rumah tangga, mengadu domba pasangan hingga terjadi perpisahan. Begitu juga dengan bisnis dan lembaga menjadi konflik di internal, sehingga pada keluar.
7) Timbulnya Keresahan Publik dan Kepanikan
Contohnya adalah hoax mengenai bencana alam atau wabah penyakit yang bisa memicu kepanikan massal dan tindakan irasional.
8) Merugikan Energi Tenaga dan Waktu
Pemerintah dan lembaga resmi harus membuang banyak waktu, energi, dan anggaran untuk mengklarifikasi berita bohong, yang seharusnya bisa digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Keluarga harusnya bisa membangun banyak kebahagiaan cinta, teralihkan untuk mengklarifikasi dan menyangkal. Ini memakan energi tenaga, dan waktu. Begitu pula lembaga, tersedot fokus dari prioritas dan urgent yang sedang dilakuakan.
9) Membuat Celaka dan Menyakiti Pada Orang Lain
Dalam surah Al-Hujurat ayat 6, perilaku keji ini membuat menyakiti hati dan celakanya orang yang difitnah ataupun sebar berita bohong. Celakanya itu yang dijelaskan pada dampak-dampak tersebut. Seharusnya pelaku keji itu mencoba merasakan perasaan, orang yang difitnah. Kelak Allah akan balas merobek hatinya dengan sangat kasar, sebagaimana sikapnya yang kasar merobet hati orang-orang baik yang dituduhkan padahal tidak melakukannya.
10) Pada Akhirnya Akan Menyesal
Menjadi beban mental, beban hidup. Menyesali berabagi dampak yang timbul dari perbutan dan penyebaran berita bohong dan fitnah. Hidup penuh penyesalan. Merugikan diri sendiri sebenarnya, terlebih sudah mencelakakan dan menyakiti orang lain. Dan sangat mungkin Allah akan membalas, dirinya akan mengalami berita bohong dan fitnah di masa depan yang lebih parah.
Dan berbagai dampak buruk dari berita bohong dan fitnah lainnya.
3. Pandangan Islam Mengenai Berita Bohong dan FitnahIslam sebagai agama yang agung. Mengangkat derajat manusia pada yang tinggi. Mengangkat keluarga Muslim pada sakinah, mawaddah, dan rahmah. Kabahagiaan agung dan hakiki. Kelompok atau lembaga, pada kebersamaan yang indah. Dampak-dampak buruk perbuatan yang sangat keji berita bohong dan finah. Islam tegas melarang perbuatan keji berita bohong dan finah.
Berita bohong dan fitnah adalah menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta atau kenyataan. Dalam Islam, hal ini adalah perbuatan tercela yang bisa merusak tatanan sosial masyarakat dan menimbulkan perselisihan. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk selalu bersikap selektif dan memverifikasi kebenaran setiap berita atau informasi yang datang.
1) Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan
Allah SWT berfirman
الْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
"Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan." (QS. Al-Baqarah [2] : 191)
Kenapa? Karena pembunuhan hanya menghilangkan nyawa, tetapi fitnah menghilangkan kehormatan, merusak hubungan, dan menyebabkan perpecahan yang dampaknya bisa berkelanjutan dan jauh lebih luas. Fitnah dianggap lebih berbahaya karena dapat merusak martabat, persatuan umat, menimbulkan kebencian, hingga menyebabkan pertumpahan darah dan kekacauan yang dampaknya lebih parah dan meluas daripada pembunuhan individu.
Fitnah memiliki makna yang luas dalam bahasa Arab, bisa berarti ujian/cobaan. Namun, dalam konteks hubungan manusia, fitnah diartikan sebagai menuduh seseorang melakukan sesuatu yang tidak dia lakukan atau menyebarkan kabar bohong yang bertujuan merusak reputasi seseorang atau menimbulkan perpecahan. Islam memandang fitnah sebagai kejahatan yang sangat serius, bahkan dikatakan lebih kejam dari pembunuhan.
2) Dosa Terus Mengalir
Pelaku dan penyebar berita bohong (sekalipun bukan pembuatnya) akan terus menanggung dosa selama berita itu terus beredar dan menyesatkan atau menyakiti orang lain. Dosa ini diibaratkan seperti "dosa jariyah" yang buruk.
3) Peralihan Pahala Amal Shaleh Pada Korban di Akhirat
Orang yang memfitnah, saat hari perhitungan, akan diminta pertanggungjawaban. Jika ia memiliki amal baik, amal tersebut akan diberikan kepada korban fitnah (orang yang dizalimi) sebagai ganti rugi. Jika amal baiknya habis, dosa-dosa korban akan ditimpakan kepadanya. Ini adalah kerugian akhirat yang sangat besar.
4) Dosa Menyebarkan Semua Info Yang Didengar
Rasulullah SAW bersabda, "Cukuplah seseorang dikatakan berdosa apabila dia menceritakan semua yang dia dengar." (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan larangan untuk gegabah dalam menyebarkan berita, karena tidak semua yang didengar adalah benar. Menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya sudah termasuk perbuatan yang menjerumuskan pada dosa.
5) Pelakunya Mendapatkan Azab yang Pedih di Dunia dan di Akhirat
Surah An-Nur Ayat 19, ancaman yang sangat keras dan nyata bagi penyebar kekejian fitnah :
إِنَّالَّذِينَيُحِبُّونَأَنْتَشِيعَالْفَاحِشَةُفِيالَّذِينَآمَنُوالَهُمْعَذَابٌأَلِيمٌفِيالدُّنْيَاوَالْآخِرَةِۚوَاللَّهُيَعْلَمُوَأَنْتُمْلَاتَعْلَمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang suka tersebarnya (berita) kekejian di kalangan orang-orang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS. An-Nur [24] : 19)
Ayat ini mencakup orang-orang yang membuat atau menyebarkan berita bohong termasuk fitnah. Dengan tujuan merusak nama baik, karena termasuk kategori menyebarkan kekejian.
6) Pelakunya Tidak Akan Masuk Surga
Dalil Hadis tentang balasan bagi penyebar fitnah. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang suka menyebar fitnah (riwayat lain: namimah, adu domba)." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini memberikan ancaman yang sangat keras bagi pelaku namimah (adu domba) yang sering kali berawal dari berita bohong atau fitnah. Sedemikian bahayanya pelaku fitnah dalam Islam. Surga pun tidak layak baginya. Karena begitu banyak dampak yang ditimbulkannya.
7) Dihukum Cambuk Bagi yang Memfitnah Zina
Dalam hukum Islam, tuduhan zina dan atau selingkuh tanpa empat saksi yang adil atau pengakuan sendiri, hukumnya tidak bisa diterima. Bahkan yang menuduh tanpa bukti bisa terkena hukuman qazaf, hukum cambuk. Sedemikian bahayanya pelaku fitnah dalam Islam.
4. Respon dan Tindakan Muslim Saat Menerima Berita Bohong dan Fitnah
Dalam Al-Qur'an Surah Al-Hujurat Ayat 6, Allah SWT berfirman :
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواإِنْجَاءَكُمْفَاسِقٌبِنَبَإٍفَتَبَيَّنُواأَنْتُصِيبُواقَوْمًابِجَهَالَةٍفَتُصْبِحُواعَلَىٰمَافَعَلْتُمْنَادِمِينَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya (tabayyun), agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat [49] : 6)
Seorang Muslim saat menerima berita bohong atau fitnah, atau apapaun informasi yang belum jelas dan benar, serta ada fakta-faktanya:
1) Tabayyun (Klarifikasi dan Konfirmasi)
Jangan langsung percaya, tapi cek dulu kebenaran berita. Fakta-faktanya. Klarifikasi dan konfirmasi kebenaran pada yang terkait. Jangan dahulukan emosi, pasti akan menyesal akhirnya jika emosi. Ayat ini menegaskan bahwa setiap muslim harus meneliti dan memastikan kebenaran berita, terutama jika pembawanya adalah orang fasik (orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah), agar tidak menimbulkan kerugian dan penyesalan. Nabi SAW bersabda: “Andai aku boleh menghukum seseorang hanya dengan tuduhan tanpa bukti, niscaya akan banyak orang menuduh seenaknya.” (HR. Bukhari-Muslim)
2) Tahan dan Jaga Lisan
Tidak ikut menyebarkan sampai jelas fakta. Sabar dulu, sampai semua fakta, klarifikasi dan konfirmasi jelas. Karena meruilah orang yang hanya menelan mentah-mentah informasi, apalagi hal yang sensitif dan bisa mencelakakan merugikan orang lain. Ulama mengatakan, "Salamatun Insan fi Hifzil lisan", keselamatan manusia itu dari menjaga lidahnya. Banyak orang yang jatuh dan celaka karena mengentengkan perilaku lidah yang tidak bertulang itu.
3) Husnudzon
Berprasangka baik, apalagi kepada pasangan hidup. Pada orang-orang baik dan cinta padamu. Sampai sudah tabayyun dan datangnya fakta yang jelas kebenarannya. Baru bisa bertindak mengambil keputusan yang bijaksana. Jangan over thinking dan berpresepsi buruk oleh diri mengenai orang lain yang justru 'akan membunuhmu'. Sekali lagi, jangan dahulukan emosi, pasti akan menyesal akhirnya jika emosi.
4) Khusunya Suami dan Istri Komunikasi Langsung Terbuka
Komunikasi langsung antara suami dan istri sangat penting. Suami tidak boleh percaya begitu saja tanpa saksi nyata. Lakukan tabayyun secara baik. Dan mengambil keputusan dengan bijak.
5. Hukum Indonesia, Penjara Pelaku, dan Penyebar Berita Bohong dan FitnahTerkait hukum yang berlaku di Indonesia, dan apakah bisa mempenjarakanya. Semua terkait konsekwensi hukum, kebetulan Pesantren Quran Anamfal memiliki lembaga
LBH Anamfal yang dipimpin advokat Bpk Gerard, S.H, nanti kami sampaikan masalah ini dan biar dijawab sesuai ahlinya.
Semoga sehat selalu ibu, dan keluarga yang terkena fitnah bisa menyelesaikan dengan baik secara kekeluargaan. Tidak dengan emosi. Lahirnya kembali kehangatan keluarga dan cinta kasih. Barakallah. Hanya kebenaran mutlak milik Allah SWT. Mohon maaf jika ada salah ucap yang disampaikan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.